Apa Saja Sisi Gelap Kota Yogyakarta yang Jarang Diketahui Orang-orang?
Mengenal sisi gelap kota Yogyakarta |
Sisi gelap dari kota Yogyakarta adalah gaya hidup hedonis yang kian meresahkan, terutama para pelajar dan mahasiswanya yang sebagian besar berasal dari luar Yogyakarta.
Namun, itu hanya segelintir sisi gelap kota
Yogyakarta yang hanya diketahui mereka-mereka yang pernah tinggal di kota ini.
Dalam 8 tahun terakhir, nama Jogja acap kali
diperbincangkan oleh warganet, terlebih di sosial media Twitter. Romantisasi
Jogja oleh wisatawan dan para pendatang seakan tak berarti lagi.
DI. Yogyakarta adalah salah satu dari empat
wilayah otonomi khusus di Indonesia yang memiliki Ibu Kota di Yogyakarta. Tidak
seperti provinsi lain, kursi pemerintahan di daerah di D.I. Yogyakarta hanya ditempati
oleh jenis keluarga Istana Yogyakarta.
Yogyakarta atau Jogja secara luas dikenal dari pidato pendidikan oleh wisatawan sebagai kota mahasiswa dengan tradisi Jawa yang masih
berkelanjutan.
Siapa yang akan berpikir di balik jogja
khusus, ada sisi gelap yang tidak diketahui banyak orang. Akun @Humanitrash
berbagi potret meme Taj Mahal di India yang membatasi dengan area lingkungan
marginal yang padat penduduknya. Meme ini tampaknya mewakili kondisi jogja saat
ini dengan segudang masalah sosial lainnya.
Gambaran meme tersebut memperlihatkan
bagaimana sisi gelap kota Jogja yang sebenarnya. Lantas apa saja sisi gelap yang
jarang diketahui oleh publik itu? Berikut penjelasan rincinya.
UMR Rendah
Gaya hidup yang hedon, café dan tempat
hiburan ada dimana-mana sejatinya bertolak belakang dengan pendapatan minimun
yang ada di kota Jogjakarta.
Yogyakarta adalah salah satu wilayah yang
memiliki UMR terendah di Indonesia. Julukan Jogja sebagai kota pelajar rasanya
sudah tidak cocok untuk kota ini.
UMK di Yogyakarta hanya berkisar 2 juta
perbulan. Dengan gaji sekecil itu, sudah pasti tidak mampu memenuhi gaya hidup hedonisme,
yang akhirnya memicu permasalahan sosial di tengah masyarakat.di tengah
masyarakat.
Aksi kekerasan seringkali terjadi di kota
ini. Rasisme terhadap mahasiswa timur juga sempat viral beberapa waktu belakangan.
Di daerah pedesaan, tepatnya Kulon Progo
ataupun Gunung Kidul, masyarakatnya pun tengah mengalami konflik agraria yang
sempat menghebohkan jagat maya beberapa waktu kemarin.
Parahnya lagi, bahkan pernah terjadi eksekusi
di sebuah lembaga permasayarakan sipil (lp). Sungguh ironi yang menyedihkan.
Klitih
Awalnya, Klitih hanya ditafsirkan sebagai
jalan tanpa tujuan yang jelas atau berkeliaran. Namun seiring waktu, makna
Klitih sebenarnya berubah ke arah negatif.
Istilah klitih tidak terkendali dalam
beberapa laporan sejak 2016.
Klitih adalah istilah lokal untuk pelaku
atau praktik senjata tajam di jalan-jalan Yogyakarta.
Tindakan Klitih ini umumnya dilakukan oleh
beberapa siswa sekolah menengah yang akan mengenakan sepeda motor di malam hari
sampai pagi hari, kemudian beralih untuk melukai orang -orang yang lewat secara
acak.
Berbeda dengan Begal, Klitih tidak membawa barang-barang
para korban yang mereka lukai, tetapi mereka melakukannya untuk kesenangan dan
untuk pengakuan teman.
Tindakan ini dianggap mengganggu, karena itu
bisa menyebabkan terenggutnya kehidupan seseorang yang tidak tahu apa-apa.
Toleransi Rendah
Siapa yang bilang Yogyakarta adalah kota dengan
toleransi tertinggi di Indonesia?
Nyatanya, beberapa daerah di Yogyakarta
masih minim toleransi terhadap orang-orang luar Yogyakarta yang merantau
ataupun belajar di kota ini.
Kost Mahasiswa yang Bebas
Berbeda dengan kota-kota lain yang bisa
dibilang lumayan ketat dalam urusan kost-kost mahasiswa, Yogyakarta justru dikatakan
hampir 95 persen kost mahasiswa sangat bebas.
Tidak ada jam malam, bebas bawa pacar,
berjudi, hingga mabuk-mabukan merupakan hal yang lumrah ditemui di sejumlah kosan
Yogyakarta.
Apalagi, masih banyak seturan drugs dan cewe-cewe
salon plus-plus yang jumlahnya banyak sekali, sehingga sangat mudah ditemui.
Meskipun harganya memang sedikit mahal
dibanding kos biasa, kos bebas mampu meberikan apa yang tak diberikan oleh kos
biasa.
Mudahnya Akses Jasa Aborsi Ilegal
Keberadaan jasa yang menawarkan proses
ilegal ini tentunya merupakan faktor pendukung bagi fenomena pergaulan bebas.
Pasalnya, mereka dapat dengan mudah mencari jasa-jasa tersebut di berbagai
daerah di kota Jogja.
VL juga sempat menjelaskan bahwa pada tahun
2017 lalu, ia pernah menggugurkan kandungannya yang berusia 3 bulan melalui
jasa aborsi abal-abal. Dengan uang satu juta rupiah saja, ia mempertaruhkan
nyawanya sendiri di tangan praktisi aborsi yang bahkan tak pernah mengenal ilmu
kedokteran. Ia mengakui hal itu memang sangat berbahaya, namun untungnya
selamat meski sempat pendarahan hebat.
Untuk menemukan jasa semacam ini juga termasuk
tidak sulit di kota ini. Bahkan di pinggir jalan, lampu lalu lintas, hingga
gang-gang sempit kita dapat mudah menemukan selebaran “jasa aborsi” ini.
Bagi mereka yang mampu mengeluarkan uang
lebih dan memperkecil risiko, VL juga menjelaskan jika ada seorang temannya
yang pernah menggunakan jasa aborsi melalui dokter betulan.
Masih banyak sisi gelap kota Yogyakarta
yang hanya diketahui oleh orang-orang yang sudah lama tinggal di sini. Sekalipun
dijuluki sebagai kota pelajar, tidak selamanya hal itu selaras dengan kenyataan
yang ada.
Memang, setiap kota mempunyai sisi gelapnya
masing-masing. Kita sebagai masyarakat, sudah seharusnya ikut berpartisipasi untuk
mengurangi hal-hal negatif tersebut demi tumbuhnya SDM yang benar-benar terdidik
di sudut kota mana pun di Indonesia ini. Untuk merubahnya, semua itu dimulai
dari hal-hal kecil.
Nah, itulah sekilas tentang sisi gelap kota
Yogyakarta yang jarang diketahui oleh publk. Ceritakan keluh kesalmu terhadap
kota tempat tinggalmu sekarang di bawah, ya biar mimin bahas dengan detail,
jika mimin punya niat sih. Hehehehehe…
Komentar
Posting Komentar